Jumat, 22 Mei 2009

yuuk... cari bekal !


Jika kita dihadapkan pada satu pertanyaan.
“Kalau kita sudah tiada, ingin dikenang sebagai apa?”

Mungkin dari kita akan ada yang menjawab seperti ini:
“Saya ingin dikenang sebagai ibu / bapak yang baik bagi anak-anak”
“Saya ingin dikenang sebagai istri / suami yang baik”
“Saya ingin dikenang sebagai anak yang berbakti”
“Saya ingin dikenang sebagai saudara yang baik”
“Saya ingin dikenang sebagai sahabat yang baik”
“Saya ingin dikenang sebagai teladan””Saya ingin dikenang karena karya-karya saya”
“Saya ingin dikenang kebaikan-kebaikan saya saja”

Sungguh suatu jawaban yang sangat mulia, cita-cita yang sangat luhur. Semua pasti menginginkannya. Tapi, ternyata tidak mudah menggapai atau mewujudkan cita-cita itu.

Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi ibu / bapak yang baik bagi anak-anak?
Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi istri / suami yang baik?
Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi anak yang berbakti?
Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi saudara yang baik?
Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi sahabat yang baik?
Apakah kita memang benar-benar sudah menjadi orang yang berjasa? Sampai-sampai orang yang mengenal kita akan mengenang kebaikan-kebaikan kita.

Mari kita lihat lagi potret-potret dalam album kenangan kita, mari kita toleh lagi sejarah yang kita tulis.

Apakah kita sudah bertindak bijaksana ketika mendidik anak-anak, dan tidak melampiaskan emosi ketika sedang penat pikiran?

Apakah kita, ketika sedang tertidur lelap lalu ayah atau ibu minta bantuan dipijit atau dikerok, kita datangi mereka dengan lapang dada atau dengan cemberut?

Apakah kita, ketika teman dalam kesulitan, kita sudah memberikan jalan keluar dengan ikhlas?

Apakah kita sudah menorehkan suatu karya yang bermanfaaat bagi masyarakat banyak?

Mari kita berkaca diri.

Datangnya maut tak bisa diduga. Mungkin kita masih diberi kesempatan menghirup udara bebas ini bertahun-tahun lagi, sehingga kita masih bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat.

Tapi siapa yang akan menyangka kalau ternyata kedipan mata ini adalah kedipan mata yang terakhir, atau hembusan nafas ini adalah hembusan nafas yang terakhir. Kalau benar, kenangan apa yang kita tinggalkan saat ini?

Karena itu, secepatnya, sesegera mungkin, kita rubah diri kita menjadi lebih baik dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar