Selasa, 13 Juli 2010

Bagaimana menjadi wanita yang dirindukan surga?

Ini oleh-oleh dari pengajian ibu-ibu muslimah PWP dalam perayaan Isro' mi'roj 12 Juli 2010, mengambil tema "berhijrah menuju kemenangan"

Bagaimana menjadi wanita yang dirindukan surga?
1. Dirikanlah sholat wajib dan sunah
2. Berpuasalah wajib dan sunah
3. Taat pada suami
4. Menjaga kehormatan keluar

Yang dipetik dari ceramah isro' mi'raj ini adalah bagaimana seorang istri berhijrah untuk menjadi wanita penghuni syurga. Tentang sabda Rosul "Jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk menyembah yang lain, aku akan memerintahkan istri untuk menyembah suaminya" dapat diartikan seorang istri wajib taat kepada suaminya selama suaminya tidak memerintahkan berbuat kemaksiatan.

Dalam kehidupan, banyak istri tidak taat & tidak mau menuruti perintah suami karena kelemahan suami dan melupakan kebaikannya.

Dalam perjalanan mi'rojnya, Rosul diperlihatkan neraka yang mayoritas penghuninya adalah wanita. Siapa mereka? mereka adalah wanita yang tidak mensyukuri pemberian suami, kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikannya seolah-olah suami belum pernah berbuat kebaikan.

Mengeluhkan kelemahan suaminya yang tidak bisa memberikan apa yang dia minta, mengeluhkan hasil keringat suaminya, tidak mau bersyukur atas pemberian suami, melupakan kebaikan suami, membangkang, meremehkan karena merasa sebagai pencari nafkah. Ini banyak dilakukan wanita.

Seorang suami tetaplah seorang manusia yang punya kelemahan tapi juga punya kelebihan. Hendaknya jika seorang istri melihat dari suami sesuatu yang tidak disukainya atau tidak pantas dilakukan maka ia janganlah mengkufuri dan melupakan seluruh kebaikannya.

Sungguh bila seorang istri tidak mau bersyukur kepada suami sementara suami adalah orang yang banyak dan sering berbuat kebaikan kepadanya, maka iapun tidak akan pandai bersyukur kepada Allah yang terus mencurahkan kenikmatan.

♥ ♥ (tambahan dari YK)

bagi seorang wanita yg sudah bersuami dan suaminya masih hidup, dia berkewajiban bakti kepada suami bahkan kebatiannya kepada orang tuanya harus dinomer duakan dalam arti jika orang tua dan suami mempunyai maksud yang berbeda tetapi semuanya baik dan benar, hendaknya didahulukan apa yang dimaksud suami.

tetapi si suami harus tahu, jika kebaktian ... See Moreistrinya kepada orang tuanya telah diambilnya, menjadi kewajiban suami untuk menggantikan kebaktian istrinya kepada orang tuanya itu, bukan hanya mau menang sendiri dengan tidak mau menggantikan kebaktian istrinya kepada orang tuanya.

kemudian, untuk menjadi suami yang layak " DISEMBAH ( ditaati ) " hendaknya suami itu :

1. Bertanggung jawab sepenuhnya kepada kluarga sesuai kemampuannya, bisa jadi suri tauladan, bisa memimpin, bisa memberi petunjuk, bisa mengayomi juga bisa dan mau membantu kerepotan istrinya, bukan hantya menuntut haknya saja.

2. harus mau mengalah tidak mau memberatkan istrinya.

dikisahkan, suatu larut malam beliau Rasulullah saw. baru pulang dimana istrinya sedang tidur nyenyak, maka beliau tidak mau mengangu tidurnya sehingga beliau rela tidur diberanda rumahnya.

3. Harus memperlihatkan kasih sayangnya pada istri yang istiolahnya romantis. yang demikian dikisahkan, pada waktu waktu tertentu beliau memanggil istrinya ( 'Aisyah ra. ) dengan khumairo' : wahai KHUMAIRO' yang artinya wahai YANG KEMERAH MERAHAN PIPINYA .....

dengan demikian Insya Allah suami amat sangat pantas mendapatkan kebaktian yang lengkap serta benar benar di taati, dan itu sama halnya membukakan salah satu jalan kepada istrinya untuk menjadi istri yang solehah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar